Tekad besar Abu Syauqi adalah mengangkat umat dari
kemiskinan. Ustaz muda ini tidak hanya bicara, tapi juga berusaha memecahkannya
dengan kerja nyata.
Ketika melihat kehidupan masyarakat di sekitarnya yang
memprihatinkan, dia bersama rekan-rekannya di kelompok pengajian Majelis Taklim
Ummul Quro sepakat membentuk lembaga sosial pengolaan dana zakat dengan nama
Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) yang kemudian berubah menjadi Rumah Zakat
Indonesia (RZI) setelah mendapat legalitas lewat SK Menteri Agama RI No.
157/2003.
Sejak digulirkan tahun 1998 hingga 2006, RZI telah dipercaya
untuk mengelola dana masyarakat senile Rp. 100 miliar. Target RZI pada tahun
2010 adalah mengumpulkan Rp.600 miliar.
Pada awal pembentukannya, para relawan lembaga ini
memfokuskan kerja melakukan rehabilitasi korban dan pengungsi konflik di Ambon , Maluku Utara. Setelah berkembang, RZI menjelajah
bidang lain seperti pendidikan dan kesehatan.
Di bidang pendidikan, RZI mengembangkan subprogram beasiswa
anak yatim dan du’afa, Kembalikan senyum Anak Bangsa, serta Save Our School.
Sampai 2006, RZI sudah menyantuni 9.592 anak asuh, dari Aceh hingga Surabaya,
dengan 3.994 orangtua asuh yang bergabung.
Di bidang kesehatan, RZI memiliki 27 ambulans gratis, mobil
klinik gratis, klinik gratis, juga rumah sakit bersalin gratis. Sedangkan pada
program pemberdayaan ekonomi, RZI sudah memberikan bantuan usaha UKM kepada 360
pengusaha kecil.
Program rehabilitasi sosial dan aksi sosial sebagai kiprah
awal tidak ditinggalkan RZI. Program ini direalisasikan lewat kegiatan Saga
Gizi Nusantara dan Aksi Relawan.
RZI saat ini diperkuat oleh 450 karyawan. Untuk menggaji
karyawan dan menggulirkan roda organisasi, RZI ternyata tidak mengambil semua
jatah karyawan, sebesar 12,5% dari besarnya zakat.
Karya: Sri Hartanto Aji S.
Karya: Sri Hartanto Aji S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar